(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});

BONETERKINI.NET, BONE – Meski hampir setiap hari dijumpai, patung Arung Palakka yang ada di Taman Bunga, sekarang lebih dikenal dengan Taman Arung Palakka, masih menyimpan sejuta tanda tanya. Salah satu yang tidak banyak orang tahu adalah sosok di balik terciptanya patung Arung Palakka, Raja Bone ke-15, yakni pada tahun 1667-1696.

Lewat unggahan di akun Facebook miliknya, AAmir Wija Tho Bone memberikan inormasi terkait hal tersebut, bahkan lengkap dengan info sejarah pembuatan patung di Jl. Merdeka, Kelurahan Manurunge, Kecamatan Tanete Riattang Barat itu.

“Beliau (pembuat patung Arung Palakka) bernama Dicky Chandra. Seorang pematung nasional dan walaupun sebagai dosen tetap di Universitas Negeri Makassar tapi beliau juga sebagai dosen terbang di beberapa Universitas Seni di Indonesia termasuk di ASRI Jogjakarta. Beliau punya keturunan dari Belanda dan campuran dari beberapa suku yaitu Jawa, Makassar, Manado, dan Bugis Bone”

Banyak yang Tidak Tahu,Inilah Sosok di Balik Pembuatan Patung Arung Palakka
Dicky Chandra, sang Desainer rupa Patung Arung Palakka. Dicky Chandra mendapat petunjuk lewat mimpi.

Dalam unggahan tersebut, diketahui jika Dicky Chandra merupakan rekan dari Bapak Yudding, atau lebih akrab dipanggil Dien Seni, yakni salah satu pegiat seni di Bone. Yang juga turut dalam proses pembuatan Patung Arung Palakka.




(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});

Dicky Chandra bertemu dengan Dien Seni di rumah Jabatan Bupati, memenuhi panggilan bapak Bupati Bone yang waktu itu dijabat oleh bapak Andi Samsul Alam untuk membahas rencana pembangunan patung Arung Palakka di Taman Bunga Watampone.”
Sebelum patung Arung Palakka dibangun, Bupati Bone pum mengadakan Seminar Arung Palakka Internasional pada akhir tahun 1990. Seminar ini l dihadiri oleh para Seniman dan Budayawan, baik lokal maupun internasional.

Banyak yang Tidak Tahu,Inilah Sosok di Balik Pembuatan Patung Arung Palakka
Suasana Seminar Arung Palakka Internasional pada akhir tahun 1990.

Diundang sebagai pekerja Seni, Dicky Chandra dan Dien pun hadir dalam seminar tersebut.

“Setelah Seminar terlaksana selama tiga hari, pada awal tahun 1991 dibangulah landasan patung Arung Palakka oleh bapak Andi Ikhlas Siraju, ketua Gapensi Bone. Setelah selesai landasannya barulah dibangun Patung Arung Palakka.”

Dalam seminar, patung tersebut diharapkan dapat selesai pada awal bulan April 1991. Selain itu, di dalam seminar juga ditetapkan dalam bahwa Hari Jadi Bone jatuh pada tanggal 6 April 2019.

“Jadi, adanya Patung Arung Palakka di Bone dan peringatan Hari Jadi Bone adalah atas prakarsa bapak Bupati Bone Andi Samsul Alam.”

Sementara itu, Dicky Chandra dipercaya sebagai Desainer/Arsitek patung Arung Palakka. Ia membuat dasarnya dari bahan Fiberglass di Makassar secara terpotong-potong, mulai dari kaki sampai lutut, lutut sampai selangkang, pantat sampai pundak, leher sampai kepala dan tombaknya lalu diangkut ke Bone.
Dicky Chandra dibantu oleh tiga orang mahasiswanya, salah satunya ialah orang Bone bernama Husain (Uceng) yang beralamat di jalan Bajoe. Bersama-sama, mereka  mengerjakan patung tersebut dengan merangkai kepingan-kepingan dasar. Selam proses pembuatan, mereka menginap di Sekretariat Sanggar Saoraja.

Sedangkan, Dien Seni, waktu itu ikut membantu memasang rangka antara dasar patung lalu melapisi campuran semen untuk membentuk tekstur patung.

Seminar Arung Palakka Internasional pada akhir tahun 1990
Proses pematungan yang diikuti oleh Yudding, S.Pd (Dien Seni).

Proses pembuatan tidak selamanya berjalan lancar. Bahkan beberapa kali dibongkar karena tidak sesuai dengan mimpi Dicky Chandra yang pernah ketemu dan melihat krakter tubuh Arung Palakka.

Patung Arung Palakka ini akhirnya selesai setelah tiga bulan pengerjaan.

“Setelah selesai, di sekitar patung inilah diperingati puncak Hari Jadi Bone yg ke-661 pada tahun 1991.”

Di setiap pinggir landasan, dibuat pula relief lukisan timbul atau illustrasi yang menceritakan mulai kelahiran Arung Palakka, dalam tawanan di istana Kerajaan Gowa, saat memimpin pelarian para pekerja Bugis Bone dan Soppeng yg ditawan membuat Benteng Sombaopu, hingga beliau diangkat sebagai Mangkau (Raja Bone) ke 15 pada tahun 1667-1696 (29 tahun).

Seminar Arung Palakka Internasional pada akhir tahun 1990
Relief Arung Palakka, di sisi patung Arung Palakka.

“Sayang Relief tersebut atau lukisan bercerita itu tidak kelihatan lagi karena telah dipugar.”


Sumber artikel dan foto: FB AAmir Wija Tho Bone




(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});