Pelaksanaan Cemme Passili. |
BONE, BONETERKINI.ID – Cemme Passili merupakan salah satu tradisi turun temurun yang terus dilestarikan masyarakat Dusun Ulo-Ulo, Desa Ulo, Kecamatan Tellu Siattingnge, Kabupaten Bone setiap tahunnya.
Cemme Passili sendiri berasal dari bahasa Bugis yang terdiri dari dua kata, yaitu Cemme dan Passili’. Jika diartikan dalam bahasa Indonesia Cemme berarti mandi, sementara Passili’ berarti membersihkan atau mensucikan diri.
Dirangkum dari berbagai sumber Cemme Passili awalnya dilakukan karena pada saat itu wilayah Ulo dilanda kemarau berkepanjangan yang mengakibatkan masyarakat kelaparan karena hasil pertanian gagal total dan seluruh tumbuh-tumbuhan mati.
Bahkan kondisi kemarau tersebut berlangsung sekitar kurang lebih satu tahun, dampaknya kekeringan terjadi dimana-mana bahkan sulit untuk mendapatkan air bersih.
Saat peristiwa itu Datu Salimang atau Datu Sembong yang merupakan sesepuh Adat bermimpi dan bertemu dengan
seseorang dalam mimpinya itu, Datu Sembong diminta agar masyarakat desa melakukan sebuah ritual mandi di sebuah sumber air diatas gunung.
Setelah berunding dengan beberapa tokoh adat akhirnya tercipta sebuah kesepakatan dengan masyarakat yaitu sebelum pelaksanaan tradisi, masyarakat mengumpulkan beppa pitu’e, dan ketupat berbentuk kerucut untuk dibawa k sumber air yang terdapat dalam mimpi Datu Salimang.
Akhirnya setelah berkumpul maka ritual cemme passili pun dilakukan, Datu Salimang sebagai orang yang memiliki kekuasaan pada waktu itu menjadi orang pertama yang turun dan mandi di sumber air kemudian diikuti oleh sesepuh adat dan masyarakat.
Pelaksanaan Cemme passili’ dilakukan setiap bulan November dan hari Senin, masyarakat setempat juga sering merangkaikan tradisi ini dengan berbagai pertandingan olahraga.
Tradisi cemme passili’ kini menjadi warisan budaya dan dijadikan sebagai obyek wisata sejarah yang menarik bagi masyarakat lain.
Tak heran masyarakat setempat akan memotong kuda sebagai menu untuk menjamu para pengunjung yang datang dari Desa lain.
Tinggalkan Balasan