BONETERKINI.ID – Beragam kekayaan nilai dan budaya dari masyarak suku Bugis terus diwariskan, tidak hanya dalam bentuk benda atau tradisi adat saja. Melainkan juga falsafah yang dimaknai sebagai pandangan hidup nenek moyang kita yang diharapkan menjadi bekal penerus generasi agar menjalani kehidupan yang harmonis. 

Terdapat salah satu falsafah yang terpelihara dalam masyarakat Bugis yang kini menjadi kebiasaan rutin dalam berkegiatan sehari-hari yaitu Resopa Temangingngi’ Namalomo Naletei Pammase Dewata.

Hal ini bahkan pernah disampaikan Presiden Joko Widodo dalam pidato kenegaraan pada sidang Tahunan MPR Tahun 2018 di Gedung MPR/DPR/DPD Senayan Jakarta.

Hal tersebut membuktikan bahwa pandangan hidup orang bugis dalam semangat bekerja hingga mencapai kesuksesan itu merupakan hal yang luar biasa.

Jika diartikan secara kata per kata.

Resopa: Hanya dengan kerja keras

Namalomo: Mudah

Naletei: Diberi/Mendapatkan

Pammase: Berkah/Ridho

Dewata: Tuhan

“Hanya dengan kerja keras dan ketekunan maka akan mudah mendapatkan ridho oleh Tuhan”

Orang Bugis memang dikenal pantang menyerah dan gigih dalam berusaha. Pepatah inilah 

“Resopa Temangingngi’ Namalomo Naletei Pammase Dewata” yang selalu dipegang kuat oleh mayoritas masyarakat Suku Bugis sebagai pemicu semangat dalam keberhasilan. 

Hal itu juga dijadikan motivasi bagi mereka yang meninggalkan tanah Bugis ke tempat perantauan. Tak jarang pula pepatah ini dijadikan motto dalam organisasi-organisasi yang di dalamnya berkumpul banyak orang-orang Bugis.

Reso Tamanginggi Naletei Pammase Puang artinya bahwa didadalam mengarungi kehidupan ini Orang bugis akan senantiasa bekerja secara keras, tekun dan pantang menyerah maka dapat dipastikan kebrhasilan akan bisa dicapai karena Rahmat Tuhan meniti menuju jalan kesuksesa. 

Selain itu didalam bekerja tersebbut pantang berputus asa karena semakin kita berkeja keras dan semakin banyak rintangan yang kita hadapi seperti kegagalan maka dapat dipastikan kita akan semakin dekat dengan kesuksesan karena hampir semua orang sukses diunia ini pasti perna merasakan kegagalan.

Sementara itu jika Fisik dibesarkan dengan melatihnya mengangkat beban seperti barbell maka jiwa dibentuk berdasarkan kegagalan yang dihadapi.