BONETERKINI.ID – Legenda parakang sangat terkenal di Sulawesi Selatan ia digambarkan sebagai manusia jadi-jadian yang bisa mengubah wujudnya mulai dari hewan, benda ataupun bentuk apa saja dengan wujud aneh dan menyeramkan.
Parakang yang merupakan mahluk jelmaan itu sangat ditakuti oleh masyarakat karena dianggap gemar mengisap darah dan usus anak-anak (pello) dan ibu yang sedang melahirkan atau mengganggu orang yang sakit.
Saat melakukan aksinya parakang kerap kali merubah wujudnya menjadi Anjing. Namun anjing hasil jelmaan ini memiliki bentuk yang aneh dengan ekor dan kaki bagian belakang yang berbeda dengan anjing sungguhan.
Selain itu parakang juga sering berubah menjadi wujud hewan lain seperti kucing, babi maupun yang lainnya. Parakang tidak mampu menyerupai secara sempurna, akan ada perbedaan mulai dari ekor atau kaki.
Perubahan wujud mahluk ini tak hanya sekedar bentuk hewan melaikan juga tumbuhan. Adapun ciri umum saat berubah menjadi bentuk pohon pisang dewasa maka ia hanya memiliki dua daun dan tidak berpucuk.
Jika seseorang curiga terkait perubahan wujud parakang yang menjadi pohon pisang dan dengan sengaja menebang satu helai daun yang dimiliki, maka telinga sosok parakang itu juga akan turut hilang dikeesokan harinya.
Jika anda bertemu dengan sosok ini anda bisa menyabetnya atau memukulnya dengan satu helai sapu lidi, ingat! Satu helai karena dengan menyerangnya menggunakan dua atau lebih lidi maka sosok parakang dengan betuk hewan itu akan langsung menyerang.
Mahluk ini sangat mengerikan karena mengingcar orang yang sedang sakit atau bayi. Maka dari itu saat ada ibu hamil, melahirkan atau orang sedang sakit harus dijaga baik-baik.
Selain itu masyarakat bugis juga memperingatkan untuk wanita agar tidak sembarangan mencuci darah haid karena Parakang dituding pengisab darah.
Banyak orang percaya agar tidak diganggu parakang bisa menempelkan jahe dengan peniti dibaju bagian dada wanita hamil, bayi, maupun orang sakit. Selanjutnya bisa juga menaburi garam dapur pada area sekitar rumah.
Adapun ciri-ciri orang yang diganggu parakang ini antara lain menderita sakit perut, keluar darah saat buang air (collong pello) yang bisa berujung kematian.
Konon Parakang ketika menjelang mati (koma atau pemadang), sangat tersiksa, karena ilmunya harus dipindah (ilemba) ke salah satu anak perempuannya sebelum ia meninggal.
Oleh karenanya Ilmu parakang ini bisa didapat berdasarkan keturunan dan menerima ilmu parakang dari seseorang.
Sementara dampak sosial yang didapat oleh orang yang memiliki ilmu ini adalah hampir semua orang di Tanah Bugis tidak ingin menikahkan putranya dengan gadis yang terindikasi memiliki garis keturunan Parakang, karena dikhawatirkan kelak anak-cucu mereka menjelma menjadi Parakang.
Tinggalkan Balasan