BONE TERKINI, BONE – Sulawesi Selatan merupakan daerah yang kaya akan budaya dan tradisi. Hal tersebut tentunya menjadi daya tarik bagi wisatawan lokal maupun mancanegara untuk berkunjung ke pulau ini, karena memiliki budaya khas yang masih dilestarikan hingga sekarang.

Salah satu suku yang mendiami kawasan ini yaitu suku Bugis. Selain dikenal sebagai perantau suku Bugis juga dikenal karena beragam kebudayaannya mulai dari yang unik sampai yang bersifat ekstrem.

Berikut Bone terkini merangkum 5 tradisi suku Bugis yang tergolong ekstrem:

  1. Sigajang Laleng Lipa

Sigajang Laleng Lipa merupakan tradisi ekstrem yang dilakukan suku Bugis di Sulawesi Selatan untuk menyelesaikan masalah. Ritual ini berupa pertarungan antar dua laki-laki, namun dilakukan di dalam satu sarung yang sama. 

Lewat ritual yang ada nantinya kedua pemuda yang bermasalah itu akan saling tikam menggunakan badik yang merupakan senjata tradisional Bugis.

Tradisi ini merupakan upaya terakhir dalam menyelesaikan suatu masalah adat yang sulit mendapatkan kesepakatan, namun sebelum tradisi ini dilakukan bisaanya kedua belah pihak akan musyawarah yang melibatkan dewan adat. 

  1. Tari Maggiri / Mabbisu

Tarian biasanya selalu identik dengan gerakan gemulai, namun berbeda bagi suku Bugis yang mengenal tarian Maggiri yang dipertunjukkan oleh seorang atau kelompok Bissu.

Bissu merupakan seorang wanita pria (waria) yang dalam kepercayaan Bugis dipercaya menjadi penghubung antara dewa di langit dengan manusia di bumi. 

Tari Maggiri diperkirakan telah ada sejak tahun 1326-1358 sejak zaman pemerintahan Raja Bone ke 1, yang bergelar To Manurung Ri Matajang dan menjadi salah satu tarian yang kerap dipentaskan di istana kerajaan Bone. 

  1. Massallo kawali 

Atraksi budaya dari tanah Bugis yang tergolong ekstrem yaitu Massallo Kawali atau bermain asing-asing/gobak sodor menggunakan kawali/badik. 

Tradisi ini menyimbolkan semangat bagi pemuda Bugis Bone dalam melindungi dan mempertahankan harga diri maupun tanah kelahiran dari rongrongan musuh atau penjajah.

Sebelum melaksanakan tradisi ini dilakukan ritual khusus agar menghindarkan peserta dan penonton dari hal-hal yang tidak diinginkan sebab Badik yang digunakan para pemain merupakan badik asli.

  1. Angngaru

Angngaru’ merupakan tradisi ekstrem yang dilakukan masyarakat Bugis dimasa silam. Angngaru’ sesungguhnya merupakan bentuk ikrar kesetiaan rakyat atau prajurit kepada raja maupun pemimpin yang baik dengan sifat mengayomi dan tentunya disenangi rakyatnya. 

Berdasarkan catatan sejarah, saat genderan perang ditabuh oleh Raja, maka rakyat serta merta menyodorkan diri dan rela mengobarkan jiwa raganya untuk tunaikan titah sang Raja.

  1. Sirawu Sulo

Sirawu’ Sulo merupakan tradisi ekstrem yang telah dilakukan sejak dulu oleh masyarakat di Desa Pongka, Kecamatan Tellu Siattingnge, Kabupaten Bone bersamaan dengan terbentuknya Desa Pongka itu. 

Sirawu’ sulo terdiri dua kata yakni Sirawu’ yang berarti saling melempar dan Sulo berarti obor. Jadi Sirawu Sulo merupakan tradisi dimana masyarakat saling melempar obor yang terbuat dari daun kelapa. 

Tradisi yang juga dikenal dengan nama sirempek api atau perang api yang dilaksanakan setiap tiga tahun sekali yang hanya diikuti oleh kaum laki-laki dimana jumlah dan usia peserta tidak dibatasi.