Grebek Mr. Ginting tidak sekadar memberikan bantuan sembako, melainkan juga membawa misi edukasi kesehatan kepada masyarakat. Dalam setiap kunjungan, tim yang terdiri dari tenaga kesehatan, penyuluh agama, dan kader desa memberikan penyuluhan mengenai pentingnya gizi seimbang, sanitasi lingkungan, dan pola asuh anak yang tepat. Ketiganya adalah faktor utama dalam mencegah stunting sejak dini.
Program ini menargetkan keluarga dengan risiko tinggi, khususnya yang berada dalam kategori miskin ekstrem dan memiliki anak usia balita. Pendekatan rumah ke rumah (door to door) dinilai lebih efektif karena edukasi bisa disampaikan secara personal, dengan menyesuaikan kondisi sosial-ekonomi setiap keluarga. Selain itu, intervensi seperti pengukuran status gizi anak dan pemberian rujukan kesehatan juga dilakukan di tempat.
Nama “Mr. Ginting” sendiri dipilih sebagai akronim kreatif agar program ini mudah diingat masyarakat. Meskipun bernuansa santai, makna di baliknya sangat serius: mengajak seluruh unsur masyarakat untuk bergerak bersama mengatasi masalah besar yang selama ini berdampak pada kualitas sumber daya manusia.
Dengan keterlibatan aktif lembaga keagamaan seperti KUA, Grebek Mr. Ginting memperluas jangkauan dan kekuatan pengaruh sosialnya. KUA berperan tidak hanya sebagai institusi pencatat nikah, tetapi juga sebagai agen edukasi keluarga, memperkuat kesadaran bahwa kesehatan keluarga adalah fondasi pembangunan umat dan bangsa.