BONE, BONETERKINI.ID – Kabupaten Bone kembali menorehkan prestasi membanggakan di tingkat nasional. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang dipaparkan dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Ketahanan Pangan di Jakarta, Rabu (29/10/2025), Bone menempati posisi kelima sebagai daerah dengan produksi beras tertinggi di Indonesia, dengan capaian 524.589 ton untuk periode Januari hingga November 2025.
Berdasarkan data BPS yang ditampilkan dalam Rakornas Ketahanan Pangan 2025, Kabupaten Bone berada di posisi kelima nasional dengan produksi beras mencapai 524.589 ton, hanya diungguli oleh empat kabupaten besar lainnya, yaitu Indramayu dengan 860.974 ton, Banyuasin 604.713 ton, Karawang 597.111 ton, dan Subang 524.813 ton.
Bupati Bone Andi Asman Sulaiman menyampaikan apresiasi kepada seluruh petani dan pihak yang turut menjaga produktivitas pertanian di daerahnya.
“Alhamdulillah, Bone kembali masuk lima besar nasional. Ini bukti kerja keras petani kita dan dukungan seluruh elemen daerah,” ujar Andi Asman.
Ia menegaskan, pemerintah daerah akan terus memperkuat sektor pertanian melalui program IP 300, penerapan mekanisasi, serta hilirisasi produk pertanian agar nilai tambah ekonomi dapat dirasakan langsung oleh masyarakat.
Pencapaian ini memperkokoh posisi Bone sebagai salah satu lumbung pangan strategis di Indonesia Timur dan menjadi penopang penting dalam menjaga ketahanan pangan nasional. Dengan kontribusi besar terhadap produksi beras nasional, Bone menunjukkan komitmennya dalam mendukung program kedaulatan pangan yang tengah digalakkan pemerintah pusat.
Kinerja sektor pertanian Bone dalam 1 tahun terakhir terus menunjukkan tren positif. Dukungan infrastruktur irigasi, modernisasi alat pertanian, serta peningkatan kapasitas petani melalui penyuluhan dinilai berperan besar dalam menjaga produktivitas di tengah perubahan iklim.
Ke depan, pemerintah daerah berencana memperluas hilirisasi pertanian agar hasil panen tidak hanya dijual dalam bentuk bahan mentah, tetapi juga diolah menjadi produk bernilai tambah. Langkah ini diharapkan dapat memperkuat ketahanan ekonomi masyarakat desa sekaligus membuka lapangan kerja baru di sektor pertanian dan industri kecil menengah.

 
                    
 
											 
							 
							 
							 
							 
																	
															 
															 
															 
															 
															 
															 
															 
															 
															