Kondisi pasar murah di Lapangan Merdeka, Watampone. |
BONE TERKINI, BONE – Pemerintah Kabupaten Bone menggelar pasar murah selama 3 hari yang dipusatkan di Lapangan Merdeka, sejak Selasa kemarin, 4 Mei 2021 hingga hari ini, Kamis 6 Mei 2021.
Alih-alih didukung penuh oleh masyarakat, ternyata kehadiran pasar murah di tengah kota Watampone itu ternyata juga mendapat kritikan dari beberapa warga.
Menurut warga ada kontradiksi antara penyediaan pasar murah dengan kebijakan pelarangan mudik lebaran yang dimulai hari ini.
Sebab salah satu alasan diberlakukannya pelarangan mudik agar tidak ada mobilitas yang berlebih dari warga yang bisa berdampak pada meningkatnya jumlah kasus aktif. Namun dengan adanya pasar murah, sudah dipastikan mobilitas warga justru semakin aktif, apa lagi berpotensi menimbulkan kerumunan.
Komentar warga bermacam-macam terkait hadirnya pasar murah ini. Bone Terkini telah merangkum beberapa di antaranya.
“Pasar murah di lapmer pasti ada kerumunan. Buka bersama juga mengundang kerumunan. Di BTC juga ada kerumunan, tapi dilarang mudik.” Kata Asho.
“Saya ingin mengandai-andai, seandainya rakyat biasa yang mengadakan kerumunan maka penguasa dengan lantang dan tegasnya bertindak bahwa ini adalah pelanggaran yang menyebabkan penyebaran Corona.” Ujar pandi.
“Pasar murah dibuka tapi mudik dilarang, padahal di pasar tempatnya banyak orang kumpul.” Kata warga yang lain.
“Hore diadakan pasar murah tapi dibuatkan larangan mudik. Apa maksudnya?” Tambah Ancha.
Terkait dengan hal tersebut, Juru Bicara Satgas COVID-19 Kabupaten Bone, dr Yusuf Tolo angkat bicara.
Kepada Bone Terkini, dr Yusuf menyampaikan jika kedua hal tersebut antara larangan mudik dan pasar murah tidak bisa disandingkan.
“Tidak bisa disandingkan antara pasar murah dan mudik. Larangan mudik itu untuk menjaga situasi pengendalian covid kita yang sudah zona kuning. Harapannya jangan ada yang masuk dari zona merah dan menulari masyarakat kita. Dan silaturahmi dengan keluarga bisa ditunda di waktu lain.” Ungkapnya.
Ia menambahkan, pasar murah murni upaya pemerintah untuk membantu ketersediaan sembako dengan harga terjangkau.
“Itu transaksinya memang memerlukan pasar.” Katanya lagi.
“Intinya semua kegiatan itu dibolehkan asal seusai protokol kesehatan. Diharapkan prokes menjadi perilaku dalam kehidupan sehari-hari.” Kuncinya.
Tinggalkan Balasan