BONE, BONETERKINI.ID – Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) wilayah IV Makassar mengeluarkan peringatan dini ke level awas.
Diperkirakan cuaca ekstrem dengan intensitas hujan sedang hingga lebat akan terjadi mulai 23-25 Desember 2022 pada sejumlah daerah di Provinsi Sulawesi Selatan.
“Diharapkan para pemangku kepentingan dan seluruh masyarakat dapat meningkatkan kesiapsiagaan terhadap potensi terjadinya bencana hidrometeorologi,” kata Pelaksana harian Kepala Balai Besar BMKG Wilayah IV Makassar, Kamal.
Dari data BMKG disebutkan ada sembilan daerah kabupaten/kota telah dikeluarkan peringatan dini level awas terkait cuaca ekstrem mulai 21-31 Desember seperti di Kota Makassar, Kabupaten Gowa, Takalar, Jeneponto, Maros, Barru, Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep), Bone, dan Soppeng.
Sesuai hasil monitoring perkembangan dinamika atmosfer terkini, menunjukkan indikasi adanya potensi peningkatan curah hujan di wilayah Sulsel.
Analisis model cuaca menunjukkan kelembapan udara lapisan atas hingga ketinggian 500 mb dalam kondisi basah (70-100 persen).
Kemudian, diprakirakan terjadi perlambatan arus angin (konfluensi) di Selat Makassar bagian selatan menyebabkan penumpukan massa udara yang mendukung pertumbuhan awan hujan dan bergerak ke wilayah Sulsel.
Selain itu terdapat kemungkinan potensi banjir Rob di pesisir barat Sulsel karena bertepatan dengan fase pasang maksimum. Dan dari prakiraan mulai 23-25 Desember 2022, hujan dengan intensitas sedang hingga lebat masih akan terjadi.
Wilayah berpotensi tersebut di wilayah Sulsel bagian barat meliputi Kabupaten Pinrang, Barru, Pangkajene dan Kepulauan, Maros, Makassar, Takalar, Kota Parepare dan Kota Makassar
Di wilayah Sulsel bagian tengah meliputi Kabupaten Soppeng dan Gowa. Wilayah Sulsel bagian selatan meliputi Kabupaten Jeneponto dan Kepulauan Selayar. Serta potensi angin kencang di pesisir barat dan selatan Sulsel.
“Masyarakat juga dihimbau agar mewaspadai gelombang tinggi di perairan sekitar Sulawesi Selatan. Gelombang dengan kategori Sedang 1,25-2,5 meter dan kategori tinggi 2,5-4,0 meter,” katanya.
Dampak tersebut antara lain banjir genangan, banjir bandang, banjir rob, tanah longsor, angin kencang, pohon tumbang, dan keterlambatan jadwal penerbangan pelayaran.
“Untuk itu masyarakat diharapkan selalu mengikuti informasi dari BMKG serta instansi terkait untuk memastikan mitigasi bencana hidrometeorologi dapat dilakukan dengan baik,” lanjutnya Kamal.
Tinggalkan Balasan