Pemuda dari Desa Puncak Kecamatan Sinjai Selatan, A. Muallim Rawis memperilihatkan gula batok yang sudah dibungkus dan siap dipasarkan |
BONE, BONETERKINI.ID – Karena potensinya yang menjanjikan, sejumlah pemuda mulai tertarik berbisnis komoditi yang satu ini. Salah satunya A. Muallim Rawis, pemuda dari Desa Puncak, Kecamatan Sinjai Selatan.
Muallim yang juga Wakil Ketua Karang Taruna Desa Puncak dan merupakan alumni Prodi Pendidikan Biologi Universitas Muhammadiyah (UNIM) Bone Kampus II, mengaku tertarik berbisnis gula merah karena desanya salah satu penghasil Nira, yang menjadi bahan utama membuat gula merah.
“Rata-rata petani Nira dan pembuat gula merah di Desa Puncak adalah keluarga saya. Lalu saya berinisiatif mengumpulkan produk mereka dan mencarikan pasar. Alhamdulillah sudah ada yang bermitra dengan saya,” ungkap Muallim, baru-baru ini.
Muallim bermitra dengan pedagang dari Kabupaten Bone. Setiap hari Jumat atau sekali sepekan, pedagang tersebut datang ke Desa Puncak untuk menjemput gula merah di rumah Muallim.
“Saya menjualnya dikisaran 10 ribu hingga 18 ribu. Tergantung ukuran gula batok. Kalau yang dari Bone, dia datang sendiri ke rumah saya mengambil gula. Kami sudah bekerjasama,” tuturnya.
Ia juga memberi tips agar mudah mendapatkan mitra. “Intinya produksi gula merah harus konsisten. Termasuk kualitasnya demi menjaga kepercayaan pelanggan,” ucapnya.
Di beberapa desa, saat ini juga digalakkan pembuatan gula semut atau kristal. Petaninya mendapatkan pendampingan dari para penyuluh. Desa tersebut antara lain Desa Palangka Kecamatan Sinjai Selatan, Desa Gantarang dan Desa Pattongko Kecamatan Sinjai Tengah, serta Desa Bonto Sinala Kecamatan Sinjai Borong.
Tinggalkan Balasan