Cegah Politik Uang, Mahasiswa Jurnalistik UINAM Gelar Penyuluhan Politik di Tabo-Tabo Pangkep
Penyuluhan yang dilakukan Mahasiswa Jurnalistik UINAM tentang Cegah Politik Uang.

PANGKEP, BONETERKINI.ID – Mahasiswa prodi Jurnalistik UIN Alauddin Makassar menggelar penyuluhan politik dengan tema “Penyuluhan Pemilih Pemula Cegah Politik Uang” di Aula Kantor Desa Tabo-Tabo, Kecamatan Bungoro, Kabupaten Pangkep, Kamis (28/10/2021). Penyuluhan ini menyasar warga setempat terutama kaum remaja yang terdaftar sebagai pemilih pemula. 

Dalam materi yang disampaikannya, mahasiswa Jurnalistik yang berjumlah 3 orang itu menjelaskan tentang gambaran besar politik di Indonesia serta aturan-aturan hukum dalam pesta demokrasi termasuk ancaman pidana yang menanti jika melanggarnya.

Muhammad Kifly, salah satu mahasiswa yang menjadi pemateri dalam penyuluhan tersebut mengatakan, kegiatan ini digelar untuk menyadarkan dan memberi pemahaman kepada masyarakat tentang bahaya dan dampak dari politik uang atau yang dikenal dengan money politik. 

“Penyuluhan ini kami adakan untuk mencegah praktek money politik sekaligus untuk memenuhi tugas kampus yakni mata kuliah komunikasi pembangunan,” ungkap Kifly sesaat setelah kegiatan.

Selain memberikan materi tentang bahaya dan dampak money politik, mahasiswa tersebut juga mengajak masyarakat terutama kaum remaja untuk turut berpartisipasi dalam perhelatan demokrasi, minimal ambil bagian sebagai saksi atau Panitia Pemungutan Suara (PPS).

Kifly menuturkan, ia dan teman-temannya sengaja memilih lokasi tersebut sebagai sasaran penyuluhan karena kurang dari 1 pekan tepatnya pada 4 November 2021, desa ini akan menggelar Pemilihan Kepala Desa (Pilkades). 

“Desa Tabo-Tabo tercatat sebagai salah satu dari 27 Desa di Kabupaten Pangkep yang akan menggelar Pilkades serentak pada 4 November nanti, makanya kami pilih lokasi ini,” terangnya.

Menurutnya, kegiatan tersebut sangat tepat dan berguna karena tidak hanya dapat menekan praktek money politik di desa ini tapi juga bisa menambah pengetahuan masyarakat terkait aturan hukum dalam berdemokrasi. 

Dia pun berharap, penyuluhan tersebut bisa berkontribusi untuk kemajuan demokrasi di Indonesia kedepannya. 

“Setidaknya merubah mindset atau pola pikir masyarakat terutama mereka yang berada di daerah yang tertinggal atau pun yang jauh dari pusat perkotaan agar dapat mengerti mengenai bahaya money politik. Ketika misal hal-hal seperti ini sudah terminimalisir maka bukan tidak mungkin kita bisa melahirkan pemimpin-pemimpin bangsa yang lebih baik,” pungkasnya. 

Penulis: M. Faisal (Mahasiswa Jurnalistik UIN Alauddin Makassar)