Ilustrasi matahari. |
BONETERKINI.ID – Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) meminta masyarakat agar tidak panik dengan fenomena matahari yang akan terbit lebih cepat di sebagian wilayah Indonesia dalam sepekan ke depan.
Peneliti LAPAN, Andi Pangerang, menjelaskan bahwa fenomena tersebut memang terjadi sepanjang tahun tergantung lokasi di mana kita berasal dan secara alamiah sumbu rotasi Bumi miring 66,6 derajat.
“Saat sumbu rotasi di belahan utara Bumi dan kutub utara Bumi miring ke arah matahari, maka matahari akan terbit lebih cepat dan terbenam lebih lambat di belahan utara Bumi,” jelas Andi.
Selain itu Menurutnya, sumbu rotasi di belahan selatan Bumi dan kutub selatan Bumi miring menjauhi matahari. Sehingga, matahari akan terbit lebih lambat dan terbenam lebih cepat di belahan selatan Bumi.
“Sobat tidak perlu panik menyikapi hal ini dikarenakan fenomena ini adalah fenomena alami yang memang lazim terjadi setiap tahunnya.- Andi Pangerang (Peneliti LAPAN)”
Fenomena matahari terbit lebih cepat akan terjadi di belahan selatan Indonesia seperti Jawa, Bali dan Nusa Tenggara.
Selain tiga pulau itu, matahari juga akan terbit lebih cepat di beberapa kota di provinsi Maluku dan Papua seperti Saumlaki (05.44 WIT pada 15 November), Kaiwatu (05.58 WIT pada 15 November), Dobo (05.36 WIT pada 13 November), Tanah Merah (05.11 WIT pada 13 November), dan Merauke (05.07 WIT pada 16 November).
“Sekitar dua bulan lagi, sejak tanggal 25 hingga 31 Januari 2022 mendatang, matahari akan terbenam lebih cepat untuk Jawa, Bali dan Nusa Tenggara,” pungkas Andi.
Tinggalkan Balasan