BONE, BONETERKINI.ID – Masih adanya pandangan masyarakat yang menilai bahwa epilepsi adalah penyakit jiwa, kutukan, kesurupan, penyakit menular dan tdk bisa sembuh sehingga berdampak pada penderita epilepsi yang merasa dikucilkan dalam masyarakat .
Hari Epilepsi sedunia diperingati setiap tanggal 26 Maret yg dikenal dengan sebutan Purple Day, melalui momentum ini maka dilaksanakanlah kegiatan Gathering Family komunitas peduli epilepsi yg merupakan salah satu bentuk realisasi program kerja Pengurus IDI Cabang Bone periode 2021-2024.
Purple day kali ini mengangkat tema “Hentikan Stigma, Mari Peduli Penderita Epilepsi” dihadiri oleh komunitas peduli epilepsi, terdiri dari penderita bersama keluarga (caregiver) dan anggota IDI Cab.Bone.
Ketua Perpei wilayah Sulsel dr.A.Wery Sompa Sp.S(K), M.Kes menyebut masih banyaknya penderita epilepsi yang tdk terdata dan belum tersentuh pengobatan serta anggapan masyarakat awam yang mengatakan bahwa epilepsi itu menular lewat liur.
“Liur penderita epilepsi saat kejang bukanlah media penularan penyakit”.
Dalam kesempatan yang sama, dr.Wahida R, Sp.S, FIN, M.Kes selaku pembicara acara juga menyampaikan bahwa dimohon untuk setiap penderita epilepsi selalu kontrol terhadap penyakitnya serta keluarga dekat membantu dalam kontrol tersebut.
“Penyakit ini tidak menular, untuk penderita epilepsi ini diharapkan rutin kontrol pengobatannya sehingga bisa bebas dari kejang”.
Lebih lanjut, akan dibentuk komunitas peduli epilepsi yg akan menjadi wahana saling berbagi diantara dokter dan pasien beserta keluarganya , dlm memberikan pelayanan perawatan bersama kepada penderita yg lebih baik. Selain itu, melalui kegiatan ini dapat menjadi momentum bagi Provider Kesehatan di Bone agar tetap berupaya semaksimal mungkin untk dapat memberikan pelayanan yg optimal bagi pasien epilepsi.
@idicabangbone
Tinggalkan Balasan