dr. Tirta Mandira Hudhi – Relawan Medis |
BONE, BONETERKINI.ID – Dokter Tirta Mandira Hudhi menyampaikan protes keras lewat postingan Instagram @dr.tirta pada Minggu (3/1/21), terkait pembatasan jam malam untuk menekan penyebaran Covid-19.
Seperti diketahui, sejumlah pemerintah daerah mengambil kebijakan dengan memberlakukan pembatasan jam malam diwilayahnya seperti Aceh, Makassar, Jakarta, Bandung, Mataram, Malang, Surabaya, dan Jogja.
Terkait kebijakan itu, dr Tirta, menjelaskan dalam sebuah unggahan foto yang bertuliskan “Jam malam di Beberapa Kota Indonesia untuk mencegah covid19?
“Bagi saya kurang efektif. Corona keluar 24 jam nonstop. Kerumunan ga terjadi malam saja,”
Ia menjabarkan bahwa virus Corona tidak mengenal waktu malam dan kebijakan tersebut tidak sesuai dan merugikan masyarakat.
Berikut keterangan foto yang diunggah di media sosial Instagram itu dr. Tirta menuliskan:
“Kalo diterapkan pas tahun baru saja. Oke, tapi kalau seminggu? 2 minggu? Sebulan?
Kerumunan lebih sering terjadi saat pagi siang, ketika aktivitas orang banyak. Fokus utamanya jika penegakan hukum, ya ga efektif kalo malem doank. Lucu aja. Kalo ada netizen tny “emang Corona keluarnya malam?” Ya saya setuju. Ye kali Corona keluar malem.
.
Di beberapa tempat.
Kasus meroket. RS penuh. Ini malah menghambat penanganan Covid-19 sendiri. Kalo mau bagus. Ya disiplinkan kerumunan itu pagi siang. Perkantoran. Kalo sasarannya industri fnb, ya ajak asosiasinya discuss via zoom. Kan bisa.
.
Jika musuh kita penjahat, oke wajar jam malam. Karena saat malam, saat warga rehat, banyak penjahat keluar.
.
Masalahnya Covid-19 keluar tu 24 jam. Bahkan kerumunan terjadi saat pagi siang tu banyak.
.
Jika tujuan utamanya menekan tempat hiburan malam. Ya pemerintah bsk ajak owner diskusi. Bukan dengan jam malam. Karena industri lain terdampak parah. Dan ini bisa membuat penanganan Covid-19 jadi terkendala.
.
Pemberlakuan jam malam, merugikan beberapa industri selain tempat hiburan malam: rumah makan dan supermaket.
Terakhir ia menuliskan agar tim @lawancovid_19 bisa memahami hal tersebut, dan Jubir penanganan Covid-19 tidak terus menyalahkan masyarakat.
Tinggalkan Balasan