Kreatif, Lapas Watampone Manfaatkan lahan Sempit Untuk Pertanian Warga Binaan


(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});

BONE TERKINI, BONE – Keterbatasan lahan Pertanian yang dimiliki oleh Lapas Kelas IIA Watampone, bukan merupakan suatu kendala yang mengurungkan semangat dari Abdul Latif  salah seorang staf Kegiatan Kerja, bersama dengan para Warga Binaan Pemasyarakatan yang tengah melakukan aktivitas bercocok tanam, Kamis, 1 Agustus 2019.

BACA JUGA: Hebat, Siswa SMAN 3 Bone Dapat Beasiswa Dari Pemerintah Turki

Merekan menanam sayuran hijau di antara bangunan blok, dan tembok tinggi Lapas yang terletak di Jalan Laksamana Yos Sudarso, Kabupaten Bone.

“Upaya penghijauan yang memanfaatkan lahan-lahan kosong nan sempit ini, merupakan salah satu dari beragam program kemandirian yang kini tengah digenjot oleh pihak Lapas Watampone, usai di daulat oleh Direktorat Jenderal Pemasyarakatan menjadi salah satu Lapas produksi yang berada wilayah provinsi Sulawesi Selatan.” Ujar Latif.

Ia melanjutkan, dengan mengoptimalkan keberadaan lahan lahan sempit untuk kita fungsikan sebagai lahan bercocok tanam, maka program pembinaan yang bertujuan memberdayakan, memberikan bekal ilmu kepada WBP juga turut berjalan sesuai dengan apa yang telah diamanahkan oleh pimpinan. Selain itu untuk kegiatan pertanian tidak selalu harus dilakukan dengan memakai lahan luas serta peralatan yang memadai.


(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});

“Selama ada keyakinan dan niat, keterbatasan akan memacu kreativitas yang menghasilkan suatu hasil atau karya.” Simpulnya.

BACA JUGA: Besok, Ada Pemadaman Listrik 8 Jam di Bone, Berikut Jadwal dan Lokasinya

Sementara itu di tempat terpisah Kepala Seksi Kegiatan Kerja Lapas Kelas IIA Watampone, Syamsuddin mengatakan selain memiliki tugas melakukan pembinaan kepada Warga Binaan Lapas Watampone juga memilki satu tugas lagi, yakni merubah paradigma Lapas atau lebih familiar bagi  sebagian masyarakat dengan istilah “penjara” yang bagi penafsiran mereka, sebagai  tempat bagi orang orang yang mutlak berdosa, hingga akhirnya muncul stigma dan paradigma bahwa Warga Binaan merupakan orang- orang yang harus di hindari dalam pergaulan sehari- hari.

“Kegiatan pertanian yang dilakukan seperti ini, baik memanfaatkan lahan yang berada di dalam maupun di luar lapas, merupakan salah satu wujud dari program pembinaan secara  intra dan ekstramural dalam bentuk asimilasi yang diberikan kepada WBP, di mana tujuannya  untuk  membaurkan mereka kembali, dalam kehidupan masyarakat.” Pungkasnya

BACA JUGA: 3 Siswa Asal Bone Lolos Paskibraka Provinsi


(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});

Adapun tanaman yang di tanam di lahan pertanian Lapas Kelas IIA Watampone terdiri atas tanaman cabai, sawi, terong dan kangkung.