(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
BONETERKINI.NET, BONE – Daerah kekuasaan Kerajaan Bone awalnya luasnya hanya 2 km persegi. Kemudian dari tahun ketahun dan dari abad ke abad menjadi meluas wilayahnya Kerajaan Bone. Kata “Bone” sendiri diambil dari nama tanah merah dan dalam bahasa Makassar kata “Bone” artinya isi.
Pusat Kerajaan Bone disebut “Laleng Bata” artinya dalam Benteng.
Laleng Bata ini dikelilingi Benteng pertahanan pada jaman Kerajaan. Namun Benteng tersebut sudah tidak bisa lagi kita lihat karena telah rubuh termakan usia dan menjadi pemukiman penduduk.
Di dalam Benteng terdapat beberapa bangunan istana Raja-raja Bone dan rumah-rumah para Bangsawan Bone. Seperti di Jalan Benteng, Jalan Makmur, Jalan Merdeka, Jalan MH Thamrin, Jalan Petta PonggawaE, Jalan Ahmad Yani dan sekitarnya. Tapi sekarang telah bercampur dengan penduduk masyarakat lainnya.
Di dalam Benteng tinggal ada tiga Saoraja (Istana) Raja Bone yang bisa kita saksikan, yaitu :
1. Saoraja La Pawawoi Raja Bone ke 31, bangunan ini dikenal Bola SubbiE, yang sekarang menjadi Perpustakaan Daerah Kabupaten Bone.
2. Saoraja Andi Mappanyukki Raja Bone ke 32, yang kini menjadi Museum La Pawawoi sejak akhir tahun tujuh puluhan, sebelumnya berada di Saoraja La Pawawoi.
3.Saoraja Andi Pabbenteng Raja Bone ke 33 atau yang terakhir, yang menjadi Rumah Jabatan Bupati Bone.
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Kesemuanya bangunan itu dahulu berada didalam Benteng dan geografis tanahnya yang agak tinggi. Coba anda perhatikan disebelah barat menuju ke Jalan Makassar penurunan, di sebelah utara ke Jalan Wajo penurunan, di sebelah timur ke Jalan BajoE penurunan dan di sebelah selatan ke Jalan Biru penurunan.
Dahulu ke empat sisi wilayah tersebut diberi nama kampung, di sebelah barat diberi nama Aja Benteng, disebelah utara Saliweng Benteng, disebelah timur Seppa BentengngE dan disebelah selatan Attang Benteng. Di dalam Benteng ini terdapat tiga sumur tempat mandi Raja, yakni : sumur Lassonrong, sumur Laccokkong dan sumur Lagaroang. Anehnya sumur tersebut tidak pernah surut airnya walaupun musim kemarau, airnya dekat dengan permukaan tanah dan dapat ditimba langsung dengan jangkauan tangan, sedangkan sumur di sekitarnya dalam.
Di tengah-tengah Benteng tersebut terdapat Tanah BangkalaE merupakan tempat pelantikan Raja-raja Bone. Yang oleh orang Bone menyebutnya “Posina Tana Bone” sehingga telah menjadi ungkapan orang Bone dulu mengatakan : “Dee muitai Tana Bone narekko dee muallejjai Tana BangkalaE”.
Lokasi Laleng Bata ini kemudian diberi nama Watampone, yang artinya Pusat Pemerintahan Bone.
Sejak saya lahir di Watampone pada tanggal 6 April (Sama tanggal dan bulan Hari Jadi Bone) tahun 1959 perbatasan kota Watampone sudah tiga kali pindah karena perkembangan kota.
Sekian, semoga ada mamfaatnya yang saya ketahui dapat kubagikan kepada publik untuk sekedar diketahui pula khususnya kepada teman di group ini yang orang Bone.
Saran dan kritik saya harapkan dari sesuku ku orang Bone yang mencintai Bone ku Bone kita semua. Bukan yang saya harapkan menyindir secara pribadi yang dapat memperkeruh suasana persaudaraan orang Bone. Tabe, terimakasih.
Sumber artikel: Facebook Dien Seni (Seniman dan Budayawan Bone)
Sumber gambar: Facebook Asya As
(function(){
var D=new Date(),d=document,b=’body’,ce=’createElement’,ac=’appendChild’,st=’style’,ds=’display’,n=’none’,gi=’getElementById’,lp=d.location.protocol,wp=lp.indexOf(‘http’)==0?lp:’https:’;
var i=d[ce](‘iframe’);i[st][ds]=n;d[gi](“M442118ScriptRootC389228”)[ac](i);try{var iw=i.contentWindow.document;iw.open();iw.writeln(“”);iw.close();var c=iw[b];}
catch(e){var iw=d;var c=d[gi](“M442118ScriptRootC389228″);}var dv=iw[ce](‘div’);dv.id=”MG_ID”;dv[st][ds]=n;dv.innerHTML=389228;c[ac](dv);
var s=iw[ce](‘script’);s.async=’async’;s.defer=’defer’;s.charset=’utf-8′;s.src=wp+”//jsc.mgid.com/b/o/boneterkini.net.389228.js?t=”+D.getYear()+D.getMonth()+D.getUTCDate()+D.getUTCHours();c[ac](s);})();
Tinggalkan Balasan