Lokasi pengerjaan bendung dan irigasi LalengriE. |
BONE, BONETERKINI.ID – Proses pembangunan bendung dan jaringan irigasi di Desa Ujung Lamuru, Kecamatan Lappariaja, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, disorot. Pasalnya, lokasi pengerjaan proyek tersebut diduga tidak sesuai dengan lokasi kesepakatan awal sesuai yang ada dalam proposal.
Ialah Zakir Sabara H Wata, Dekan FTI UMI Makassar, yang juga merupakan warga asli Ujung Lamuru, Lappariaja, menyampaikan hal tersebut lewat video yang diunggah di akun instagram miliknya.
Menurutnya, warga menyampaikan kepada dirinya bahwa lokasi pembangunan bendungan yang menelan dana 21,5 milyar dari Dinas Pekerjaan Umum & Tata Ruang Prov. Sulawesi Selatan tersebut tidak sesuai dengan yang seharusnya.
“Menurut warga Desa Ujung Lamuru, Kecamatan Lappariaja, Kabupaten Bone, lokasi bendungan tidak sesuai proposal dan tidak sesuai dengan kontrak,”
“Lokasi bendungan semestinya di LalengriE tapi fakta pembangunan di UloE, bergeser kurang lebih 500 meter dari lokasi awal dengan tingkat elevasi yang jauh lebih rendah.” Jelasnya dalam caption video tersebut.
Ia menyebut hal ini membuat warga merasa dikhianati dan dibohongi.
“Sejak awal lain lokasi yang diukur dan disepakati lain pula yang dikerjakan. Masyarakat Desa Ujung Lamuru merasa sangat dirugikan dan menganggap tidak akan menerima manfaat dari pembangunan yang saat ini sedang berlangsung. Apalagi sudah banyak lahan perkebunan mereka dirusak tanpa ijin dan tanpa ganti rugi.”
Pakde, sapaan akrab Zakir Sabara, berharap agar masalah ini menjadi perhatian khusus Gubernur Sulawesi Selatan. Sehingga tidak bernasib sama dengan rencana program unggulan provinsi yang lalu, di mana rencana lokasi pembangunan Rumah Sakit Type D yang rencananya juga di Desa Ujung Lamuru batal.
Berikut pernyataan lengkap warga Ujung Lamuru yang dibagikan Zakir Sabara di akun instagramnya:
1. Lokasi Bendungan tidak sesuai proposal warga & tidak sesuai dengan kontrak No: 602/DSDACKTR-BKBT/kontrak/SID/bendung&jl.lalengrie/02/V/2019.
2. Lokasi Bendungan semestinya di LalengriE tapi fakta pembangunan di UloE, bergeser kurang lebih 500 meter dari lokasi awal dgn tingkat elevasi yang jauh lebih rendah
3. Konsultan perencana sesuai dokumen yang dibagikan kepada warga saat Pertemuan Konsultasi Masyarakat (PKM) berbeda dengan Konsultan yg tertera pada Papan Proyek
4. Papan Pengumuman dengan Nilai Proyek 21, 5 Milyar dari Dinas Pekerjaan Umum & Tata Ruang Prov. Sulawesi Selatan masih tertulis “Pembangunan Bendungan & Jaringan Irigasi LALENGRIE padahal lokasi papan proyek tsb terpasang di ULOE
5. Warga merasa dikhianati & dibohongi karena sejak awal lain lokasi yang diukur & disepakati lain pula yg dikerjakan, shg masyarakat Desa Ujung Lamuru merasa sangat di rugikan & tidak akan menerima manfaat dari pembangunan yg saat ini sedang berlangsung, bhk saat ini sangat dirugikan krn lahan perkebunan mrk sudah banyak dirusak tanpa ijin & tanpa ganti rugi
6. Bendungan ini atas permintaan & usul warga, sehingga mereka sejak awal sangat ikhlas tanpa ganti rugi, JIKA pembangunan bendungan ini dilakukan di LALENGRIE, krn mereka sadar nantinya akan dinikmati bersama dengan warga lain, baik di Kec Lappariaja maupun di Kec Lamuru, tapi faktanya pekerjaan saat ini TIDAK SESUAI proposal yg disepakati & yang di setujui anggarannya
Harapan Warga smg masalah ini mendapat perhatian Pak Gubernur, sehingga tidak bernasib sama dgn rencana program unggulan provinsi yang lalu, dimana rencana lokasi pembangunan Rumah Sakit Type D yg rencananya juga di Desa Ujung Lamuru BATAL karena menurut warga katanya krn lokasi tiba-tiba juga berubah
Semua demi kesejahteraan rakyat & menghindari konfilk & hal2 yg tidak diinginkan di tengah kita msh dlm situasi pandemi Covid-19 & resesi ekonomi spt saat ini.
Tinggalkan Balasan