Pelajar di Pare-pare Diduga Lumpuh Usai Vaksinasi, Ahli Saraf: Bukan Karena Vaksin

PARE-PARE, BONETERKINI.ID – Seorang pelajar di Kota Pare-pare bernama Muhammad Sahar (15) diduga mengalami lumpuh setelah menerima vaksin dosis kedua.

Namun setelah pemeriksaan, Dokter ahli saraf RSUD Andi Makkasau, M Yusuf, memastikan bahwa pelajar tersebut mengalami gangguan saraf dan bukan karena vaksinasi

“Setelah diperiksa, ada gangguan rangsangan saraf tulang punggung nomor 4 sehingga tungkai tidak maksimal bergerak,” ujar M Yusuf dilansir dari Detik, Rabu (19/1/2022).

Yusuf menuturkan reaksi vaksin dari bagian saraf bisa berupa kemungkinan timbulnya kelemahan yang progresif memberat seluruh tubuh seperti penyakit gulllain barre syndrome yang terjadi setelah 2-3 minggu setelah suntikan vaksin. 

Meski begitu Yusuf memastikan bahwa gangguan saraf yang dialami Sahar bukan karena efek vaksinasi.

“Saya kira ini bukan efek langsung dari vaksin,” tegas Yusuf.

Diketahui dari hasil pemeriksaan gejala yang dialami sahar bukan efek vaksinasi yang dijalani pada 21 Desember 2021 lalu melainkan karena kondisi lemah pada kedua kaki dan nyeri pada punggungnya.

“Riwayat vaksin bulan Desember tidak berefek ke penyakit ini anak, kemungkinan karena ada kelemahan kedua tungkai yang standarnya itu 5 tapi sekarang ini kelemahannya (hanya) 4 yang berfungsi normal,” jelasnya.

Yusuf menjelaskan kemungkinan nyeri tulang nomor 4 yang dialami pasien karena terjadi penyempitan saraf yang diduga karena aktivitas bulu tangkis.

“Kemungkinan ini akibat melaksanakan aktivitas bulu tangkis, kemungkinan nyeri tulang nomor 4 bisa diakibatkan posisi yang salah, benturan, trauma, dan olahraga yang salah,” ungkapnya.

Selain itu menurutnya efek vaksin yang sering timbul di bagian saraf biasanya kelumpuhan bersifat progresif 2-3 minggu setelah penyuntikan.

“Kelumpuhan bersifat progresif dari bawah ke atas jadi menyeluruh, ini kelemahannya cuma tungkai bawah, tungkai atasnya bagus, normal,” ujarnya dengan cermat.

Meskipun dipastikan kelumpuhannya bukan efek vaksin, namun pihaknya tetap akan melakukan beberapa tindakan medis untuk menyembuhkan pasien.

“Nanti kita akan melakukan pemeriksaan foto rontgen, kalau perlu kita lakukan pemeriksaan saraf tepi, apabila belum jelas kita lakukan MRI, doakan semoga penyempitan tidak terlalu banyak bisa pulih dengan fisioterapi,” tuturnya.