Ilustrasi. |
BONE, BONETERKINI.ID – Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan terus menekan jumlah kasus stunting atau kondisi kurang gizi kronis pada anak 5 tahun (balita).
Dinkes menargetkan angka stunting tahun 2022 turun menjadi 21,58 persen dari angka kasus di tahun 2021 yang mencapai angka 27,4 persen.
“Untuk target RPJMD tahun 2022 ini sebesar 21,59 dan ini adalah PR bagi kita semua bukan cuma Dinas Kesehatan karena stunting ini bukan masalahnya kesehatan. Masalah kita semua,” ungkap Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Sulsel, Andi Nurseha.
Meski mengalami penurunan selama tiga tahun terakhir yaitu pada 2019 angka stunting di Sulsel 30,6 persen dan turun menjadi 27,4 persen di tahun 2021 namun hal tersebut belum mencapi target.
“Saat ini yang masih tinggi (angka stunting) ada Maros, ada Bone juga. Jadi ada beberapa yang masih tinggi dan ini PR kita bersama,” katanya.
Bahkan angka kasus stunting di Sulsel saat ini masih lebih tinggi dibanding angka nasional yaitu 24,4 persen.
“Untuk itu, sinergitas dengan lintas sektor baik pemerintah maupun non pemerintah itu sangat kita butuhkan. Karena jika kita berbicara anak, anak ini adalah aset bangsa ke depan,” ujarnya.
Adapun salah satu upaya percepatan penurunan stunting yang dilakukan yakni dengan menetapkan 240 lokasi fokus (lokus) dengan setiap kabupaten/kota miliki masing-masing ada 10 lokus.
Jumlah ini lebih banyak dari tahun sebelumnya yang hanya 85 lokus. Lokus ini diharapkan bisa memaksimalkan aksi stop stunting untuk menurunkan prevalensi stunting di Sulsel.
Tinggalkan Balasan