Ilustrasi |
BONETERKINI.ID – Kementerian Agama mencatat sebanyak 419 jemaah umrah dari Indonesia mulai diberangkatkan hari ini, Sabtu (8/1/2022) setelah dua tahun disetop Arab Saudi karena pandemi COVID-19.
Sebelumnya, Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah RI (AMPHURI) telah memberangkatkan sejumlah jemaah dalam tahap uji coba ke Arab Saudi.
Dalam tahapan itu terdapat beberapa Protokol Kesehatan (Prokes) yang diterapkan pemerintah Arab Saudi.
Rombongan jemaah itu diberangkatan dari Surabaya dan menjalani tes PCR dan karantina selama satu hari di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta Timur pada (22/12/2021).
“Aturan dari Saudi Airlines semua jemaah itu wajib karantina apa pun vaksinnya, dan diwajibkan membayar Rp 7 juta untuk proses karantina. Kalau enggak mau karantina, enggak boleh berangkat,” kata salah satu Jemaah Mawar Wahyuningsih dilansir dari Kumparan Sabtu (8/1/22).
Kemudian setelah tiba di Jeddah, rombongan jemaah akan mengikuti karantina selama 5 hari dan kembali menjalani tes PCR. Hal yang sama juga diterapkan pada saat kepulangan.
“Pada saat karantina kita dilakukan PCR dan swab selama 2 kali. Jadi hari kedua setelah kedatangan dan sehari sebelum pulang karantina kita di PCR, alhamdulillah grup kami negatif semua,” tuturnya.
Selain itu dalam menjalani ibadah umrah, setiap peserta diwajibkan oleh pemerintah Arab Saudi untuk mengunduh aplikasi tracing online bernama Tawakkalna.
Adapun aplikasi itu hanya diunduh dengan nomor Arab Saudi, sementara untuk harga kartu SIM sekitar Rp 133 ribu (kurs 1 Riyal = Rp 3.184).
“Di aplikasi (Tawakkalna) harus menujukkan logo hijau biar bisa masuk (ke Masjid Nabawi dan Masjidil Haram). Saya muncul logo hijau, setelah itu saya langsung booking untuk ke Raudhah,” jelasnya.
Selain itu para jemaah juga akan diberikan gelang penanda oleh para muassasah (penyedia akomodasi jemaah) sebagai akses masuk masjid.
“Setelah di Madinah, saya salat di Masjid Nabawi, masjid dijaga oleh petugas ya, namun kita cukup tunjukkan gelang yang diberikan muassasah kepada petugas untuk akses masuk,” lanjutnya.
Selain itu dalam pelaksanaan ibadah umrah jarak antar-jemaah juga menjadi prokes yang diatur oleh para petugas sehingga para jemaah merasakan keleluasaan ketika ibadah.
“Pokoknya pengalaman saya selama umrah di Madinah khusus nya ibadah di Masjid Nabawi Alhamdulillah berjalan lancar dan aman ya, pokoknya susah untuk digambarkan ya, sangat leluasa untuk beribadah, protokol kesehatan juga dilakukan secara ketat, jadi aman dan nyaman,” kata Mawar.
Tinggalkan Balasan