Bupati Bone Kunjungi Kukar, Singgung Sejarah suku Bugis di Tanah Kutai ing Martadipura
Bupati Bone melakukan kunjungan ke Kesultanan Kutai Kartanegara.

BONETERKINI.ID – Bupati Bone Andi Fahsar M. Padjalangi bersama rombongan melakukan kunjungan ke Kesultanan Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Jumat (11/2/2022) lalu.
Bupati Bone diterima secara adat oleh Sultan kutai Kartanegara ing martadipura, ke XXI Sultan Aji Muhammad Arifin di Keraton Kesultanan Kutai Kartanegara.
“Yang mulia Sultan Kutai Kartanegara yang saya hormati dan Bapak sekalian yang saya hormati pada kesempatan yang berbahagia ini kami dari pemerintah Kabupaten Bone bersama dengan jajaran begitu juga dari Dewan adat Kabupaten Bone merasa berbangga dan bersyukur atas terbukanya pintu Kesultanan Kutai Kartanegara untuk hadir di tempat ini kami tidak pernah menyangka bahwa kami akan diterima secara adat yang sangat luar biasa ini,” ucap Bupati Bone dalam sambutannya.
Kunjungan itu dilakukan untuk melihat bagaimana gaya dan metode penyelenggaraan pengelolaan kesultanan di Kutai Kartanegara juga menyambung silaturahim kepada KKM Bone dan kerukunan kerukunan yang lain terutama kebesaran dari Kesultanan Kutai Kartanegara.
“Sudah lama tidak kami kunjungi setelah festival Keraton pertama yang dilaksanakan beberapa tahun lalu. Yang ternyata sangat luar biasa budaya yang ada tetap bisa dipertahankan dan ini adalah simbol simbol kebesaran yang harus dijaga oleh Sultan Kutai Kartanegara,” lanjutnya.
Dalam momen itu pemerintah Kabupaten Bone juga mengundang Sultan Kutai Kartanegara untuk hadir pada acara Hari jadi Bone yang ke 672 yang Maret- April 2022.
“Kesempatan ini mohon berkenan waktu,  kami mengundang Sultan Kutai Kartanegara bersama dengan seluruh perangkat Kesultanan berkenan hadir pada hari jadi Bone 672 yang akan datang akan dilaksanakan pada bulan Maret dan April, menjadi kehormatan bagi kami apabila Kesultanan berkenan hadir begitu juga pemerintah Kutai Kartanegara terutama Dinda wakil Bupati Kutai Kartanegara dan menjadi bagian putra daerah yang mendapatkan kehormatan di Kutai Kartanegara.
Sementara itu Wakil Bupati Kutai Kartanegara, Randi Solihin yang mendampingi Sultan Ing Martadipura Ke XXI Sultan Aji Muhammad Arifin mengucapkan terima kasih atas kunjungan Bupati Bone dan rombongan untuk melakukan silaturahmi di Kesultanan Kutai Kartanegara ing martadipura.
“Semoga dengan kunjungan ini tentunya sangat penting dan berharga khususnya untuk menjalin silaturahmi secara budaya dan komunikasi yang humanis antara warga Kutai Kartanegara dengan warga Bugis,” ungkapnya.
Disela pertemuan itu ia juga menyampaikan sekelumit untaian sejarah Kutai Kartanegara dan kehadiran suku Bugis di tanah Kutai ing martadipura.
“Diawali dari Lamaddukelleng Putra Raja Wajo Arung Paniki yang melarikan diri dari Makassar Karena tidak ingin diadili oleh VOC. Lamaddukelleng meminta suaka kepada Raja Kutai Sultan Aji Muhammad Idris pada tahun 1732 1739 dan diberi tempat yang sekarang tepatnya berada di Samarinda seberang,” ujarnya.
Kemudian Raja Kutai Sultan Aji Muhammad Idris menikahi putri Lamaddukelleng dari pernikahannya dikaruniai tiga putra.
Sewaktu perang bergejolak di Makassar antara raja-raja Bugis melawan VOC Sultan Idris membantu mertuanya atau Raja Wajo dan gugur dalam pertempuran.
“Putra Sultan Aji Muhammad Idris bernama Sultan muslihudin atau yang kita kenal sebagai Aji imbut kembali ke Kutai dalam pelayarannya singgah di Samarinda seberang menghimpun kekuatan kemudian merebut kembali kekuasaan kerajaan Kutai yang dulu dipegang oleh ayahandanya,” lanjutnya.
Pada peringatan 10 November 2021 yang lalu di istana Negara Jakarta, Sultan Aji Muhammad Idris ditetapkan sebagai pahlawan Nasional yang tertuang dalam Keppres tentang penganugerahan gelar pahlawan nasional.
Wakil Bupati Kukar itu menceritakan, pada tahun 1806 Sultan Ahmad Saleh memerintahkan putranya Muhammad Ismail yang dikenal sebagai seorang mubaligh menawarkan kerjasama perlindungan keamanan kepada Sultan Kutai Muhammad Ismail dan rombongan disambut hangat Sultan Kutai Aji Muhammad muslihuddin atau Aji imbut pada tahun (1780 1816) di Tenggarong.
Dalam lontara asal daerah muara badak dikisahkan Sultan Kutai mengantar Muhammad Ismail yang disebut dengan dato Ismail diizinkan menepati pintu gerbang di tepi Utara muara anak sungai Mahakam sekarang kita sebut dengan Kecamatan muara badak, kemudian di muara badak ditempatkan haji Ahmad seorang bangsawan Bone.
Orang-orang Bugis Bone mengajari penduduk membajak dan bercocok tanam padi di sana demikian di muara badak berkembang komunitas Bugis Bone hingga saat ini.
Kabupaten Kutai Kartanegara memiliki sejarah panjang yang dimulai dari Kesultanan Kutai Kartanegara ing martadipura.
Pada tahun 1947 masuk dalam status daerah swapraja Kutai yang menjadi bagian federasi Kalimantan pada saat itu dan tanggal 27 Desember 1949 ditetapkan menjadi bagian dari Republik Indonesia serikat.
Dalam kurun waktu terbentuknya Kutai Kartanegara sebagai daerah otonom telah banyak upaya dan terobosan baik dalam penyelenggaraan maupun pembangunannya saat ini sesuai dengan RPJMD Kabupaten Kutai Kartanegara tahun 2021-2026 dengan visi mewujudkan masyarakat Kutai Kartanegara yang sejahtera dan berbahagia dan upaya pencapaian pembangunan melalui 5 misi.
Dalam rangka percepatan pembangunan Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara menerapkan suatu konsep pembangunan yang kami nama sebagai “Idaman” secara harfiah adalah inovatif daya saing dan mandiri.
Kukar idaman adalah satu gerakan yang mengoptimalkan seluruh potensi daerah di Kutai Kartanegara dengan mendorong kearifan serta kreativitas dan inovasi seluruh pelaku pembangunan yang didasari semangat kolaborasi dan sinergitas antara pemerintah Kabupaten dunia usaha dan masyarakat.